Tangan itu menadah
kedua-duanya –
di telapaknya terbayang
sesuap nasi –
mengharap kemurahan dermawan.
Orang-orang lalu lalang di sekitarnya
; menolehkan mata membuang muka
dengan pintu hati tertutup
melangkah ringan meninggalkannya.
Ia masih menadahkan kedua
telapak tangan
memohon kemurahan hati para dermawan
; tapi tak juga ada yang menghampiri.
Ia pun menadahkan ke langit
menyerahkan diri kepadaNya
dan titipkan sebait doa :
“Ya, Allah
sudah kuketuk pintu
tapi tak ada yang membuka
tapi tak ada yang menghampiri
Kini kuketuk pintuMu
Ya, Allah
Turunkanlah sesuap nasi padaku
Amin.”
(pada suatu siang di pinggir Tanjungpura, ’89)
LANJUT BEB..
E
D
O
Copyright @ 2009
Edo Pradana Prasitha.
All Right Reserved
D
O
Copyright @ 2009
Edo Pradana Prasitha.
All Right Reserved