Kemarin kau ucapkan kata yang sama
begitu indah rangkaian bunyinya
aku terpana
hingga lupa penderitaan
yang mengental di jiwa
Kata indah yang terucap
meruntuhkan pilar yang tertancap
mengguncang bumi tempat berpijak
menghambur satwa-satwa tanpa arah
hanya kau
dan aku
Kemarin terpana penderitaan
dibius harum bunga penuh kumbang
Hari ini matahari tak lagi
bersahabat denganmu tak lagi
dekati harum bunga
membius
Kata-kata kehilangan keindahan
kata-kata bermain sendirian
tanpa teman
tanpa nada
tanpa makna
Penderitaan telah bosan
dengan keindahan kata-kata
Penderitaan menanti matahari
menyubur benih menuai buah
Itu saja.
pontianak, 26/10/92
LANJUT BEB..
SEBELUM LUPA
Sebelum lupa
hingga hari hanya hampa
terimalah kata kata:
nista
hina
dosa
duka
dia
Sebelum lupa
ucapkan selamat tinggal
gali kenangan kubangan dosa tanpa kata kata!
Butakan mata
Tulikan telinga
Lumpuhkan raga
Hilangkan rasa
Matikan jiwa
sebelum lupa
apa
di mana
siapa
ke mana
tanpa kata kata
tanpa jiwa
tanpa dia;
siapa
di mana
singkirkan tanya
sebelum lupa
lupa
lupa
lupa
siapa luka
siapa luka
siapa duka
siapa dosa
tanya
sebelum lupa.
Pontianak, 10/92 LANJUT BEB..
hingga hari hanya hampa
terimalah kata kata:
nista
hina
dosa
duka
dia
Sebelum lupa
ucapkan selamat tinggal
gali kenangan kubangan dosa tanpa kata kata!
Butakan mata
Tulikan telinga
Lumpuhkan raga
Hilangkan rasa
Matikan jiwa
sebelum lupa
apa
di mana
siapa
ke mana
tanpa kata kata
tanpa jiwa
tanpa dia;
siapa
di mana
singkirkan tanya
sebelum lupa
lupa
lupa
lupa
siapa luka
siapa luka
siapa duka
siapa dosa
tanya
sebelum lupa.
Pontianak, 10/92 LANJUT BEB..
PENJARA
Dalam jeruji membuncah tanya dalam hati
lupakan sarapan pagi seonggok kangkung
sepiring nasi
basi
Dalam jeruji terkurung
hati nurani
mati
Kebebasan di balik jeruji
adalah pilihan sebelum mati
pandangi mata tanpa nurani
dengarkan petuah tanpa gigi
ikuti langkah tanpa kaki
alunkan desah tanpa onani
makanlah dendeng monyet kraton besi
tanpa tanya sipir banci
Rimba subur di balik jeruji
tertancap berjuta duri
tertimbun rimbun indah anggrek hutan
menyejuk mata menyiksa hati
menghalang langkah menusuk kaki
menyembur darah tanpa arti
Kebebasan di balik jeruji
adalah pilihan sebelum mati
nikmatilah dendeng monyet kraton besi
inilah dongeng negeri sialan
bercerita penuh bualan
menjanjikan sejuta tipuan
menabur benih racun kematian
tanpa tanya sipir karatan
Dalam jeruji hati selalu bertanya: kapan?
Pontianak, Oktober '92 LANJUT BEB..
lupakan sarapan pagi seonggok kangkung
sepiring nasi
basi
Dalam jeruji terkurung
hati nurani
mati
Kebebasan di balik jeruji
adalah pilihan sebelum mati
pandangi mata tanpa nurani
dengarkan petuah tanpa gigi
ikuti langkah tanpa kaki
alunkan desah tanpa onani
makanlah dendeng monyet kraton besi
tanpa tanya sipir banci
Rimba subur di balik jeruji
tertancap berjuta duri
tertimbun rimbun indah anggrek hutan
menyejuk mata menyiksa hati
menghalang langkah menusuk kaki
menyembur darah tanpa arti
Kebebasan di balik jeruji
adalah pilihan sebelum mati
nikmatilah dendeng monyet kraton besi
inilah dongeng negeri sialan
bercerita penuh bualan
menjanjikan sejuta tipuan
menabur benih racun kematian
tanpa tanya sipir karatan
Dalam jeruji hati selalu bertanya: kapan?
Pontianak, Oktober '92 LANJUT BEB..
Langganan:
Postingan (Atom)
E
D
O
Copyright @ 2009
Edo Pradana Prasitha.
All Right Reserved
D
O
Copyright @ 2009
Edo Pradana Prasitha.
All Right Reserved